Minggu, 10 Oktober 2010

taqarrub

Kajian Tasawuf dan Tafsir

Dzikir dan Sufi
18 Januari 2007 12:33:32 | Share
Oleh: A. Mustofa Bisri

Secara bahasa, dzikir bermula dzakara, yadzkuru, dzukr/dzikr, merupakan perbuatan dengan lisan (menyebutkan atau menuturkan) atau dan dengan hati (mengingat/ menyebut dan mengingat). Ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja yang bisa berarti pekerjaan hati dan lisan, sedang dzikr (bilkasri) khusus pekerjaan lisan.

Dalam peristilahan kata, dzikr tidak terlalujauh pengertian-nya dengan makna-makna lughawinya semula. Bahkan kamus-kamus moderen seperti Al-Munjid, Al-Munawir, At-Qamus al-Ashri dan sebagainya, sudah pula menggunakan pengertian-pengertian istilah seperti adz-dzikr = membaca tasbih, mengagungkan Allah dan seterusnya.

Pengertian-pengertian ini semua dapat dilihat di banyak lafal dzikr yang dituturkan dalam Al-Qur'an. Bahkan seringkali pengertian dzikr (dalam berbagai shieghatnya) dalam kitab suci itu merupakan cakupan dari makna-makna lughawinya sekaligus. Dalam kitab Al-Adzkaar-nya. yang terkenal itu, Imam Nawawi (631-676 H.), menyebutkan: "Dzikir itu bisa dengan hati, bisa dengan lisan. Dan yang terbaik adalah yang dengan hati dan dengan lisan sekaligus. Kalau harus memilih antara keduanya, maka dzikir dengan hati saja lebih baik dari dzikir dengan lisan saja."

Dalam perkembangannya, dzikir kepada Allah tidak hanya dibatasi sebagai bacaan-bacaan mulia tuntunan Nabi saw. (dzikir ma'tsur) dalam waktu-waktu tertentu seperti diajarkan dalam kitab-kitab semacam Al-Adzkar-nya Imam Nawawi, Al-Ghaniyah-nyz Syekh Abdul Qadir Jaelany, Shahih al-Kalimath Thayyib li Syekh al-Islam Ibn Taimiyah-nya, Muhammad Nashiruddin Albany dan sebagainya. Namun juga diartikan sebagai "ingat Allah" dalam segala gerak tingkah laku, bahkan dalam tarikan dan hembusan nafas hamba.

Sementara itu, orang arif mengatakan, "Barangsiapa yang ketika mendapatkan kenikmatan melihat Sang Pemberi Nikmat, tidak kepada kenikmatan itu sendiri, ketika mendapat cobaan pun yang dilihat hanyalah Sang Pencoba, bukan cobaan itu sendiri. Maka dalam segala kondisi dia tenggelam dalam memperhatikan dan melihat Al-Haq, menghadap Sang Kekasih. Inilah tingkat kebahagiaan yang tertinggi."

Sebenarnya dengan "dzikir ma'tsur" dari Rasul saw. seperti dapat dipelajari dari semisal kitab-kitab yang sudah disebutkan tadi, kiranya lebih dari cukup membuat seorang hamba — jika mengamalkan secara benar — tidak sempat berpaling dari Khaliqnya. Bayangkan, tuntunan dzikir itu mencakup dzikir sejak bangun tidur hingga akan tidur lagi. Namun barangkali masalahnya justru kesibukan manusia moderen dan kepintarannyalah yang lambat laun membuat "dzikir ma'tsur" itu seolah-olah terlupakan. Boleh jadi, mula-mula memang ada orang yang hanya komat-kamit mementingkan bacaan dzikir, tanpa penghayatan dan pengingatan maknanya. Lalu pemeluk teguh yang mcnginginkan kesempurnaan secara mubalaghah menyatakan tak ada gunanya komat-kamit saja. Kemudian orang malas ikut-ikutan bukan hanya berkata, "Ya tak ada gunanya komat-kamit saja," tapi, "Tak ada gunanya komat-kamit!"

Semua orang yang merambah jalan Allah (Ahlu tharieq Allah) sepakat bahwa dzikir merupakan kunci pintu gerbang Allah dan pembuka sekat kegaiban, penarik kebaikan-kebaikan dan pelipur keterasingan. la'merupakan pancaran wilayah dan pendorong kepada ma'rifat Allah. (Baca misalnya Jamharat al-Auliyaa, 1/88). Dzikir tidak tergantung pada waktu dan tempat. Firman Allah: "Orang-orang yang berdzikir mengingat Allah seraya berdiri, duduk, atau berbaring serta bertafakkur mengenai kejadian langit dan bumi; (kata mereka): Ya Tuhan kami, Paduka tidak menciptakan ini sia-sia, Maha Suci Paduka, maka lindungilah kami dari siksa neraka." (Q.s. Ali Imran: 191).

Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda, "Menang orang-orang mufarrad." Para sahabat bertanya: "Siapa itu para mufarrad-?. Rasulullah saw. menjawab, "Mereka, para laki-laki dan wanita, yang banyak berdzikir kepada Allah." Dalam hadis lain, juga riwayat Imam Muslim, dari sahabat Abu Sa'id al-Khudry dan Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, "Tiadalah suatu kaum berdzikir kepada Allah Ta'ala melainkan para Malaikat akan mengelilinginya, rahmat Allah akan melimpahinya, kedamaian turun kepadanya, dan Allah mennturkannya kepada mereka yang berada di sisi-Nya."

Istilah sufi ada yang mengatakan bermula dari shafa, nama bukit terkenal di Mekkah. Ada yang mengatakan bermula dari sliafaa' yang berarti jernih. Ada yang mengatakan bermula dari siiffah. Seperti diketahui, ada kelompok sahabat Nabi yang fakir yang tinggal di masjid dan disebut ahlussuffah. Ada yang bilang bermula dari ash-Shaf al-Aival, barisan pertama dalam salat berjamaah. Bahkan ada yang berpendapat, bermula dari kata Yunani sofia, yang berarti hikmah atau kebijaksanaan.

Namun semua itu dari segi kaidah bahasa tidak cocok. Semua kata itu tidak dapat dinisbatkan menjadi shufi atau sufi. Karena itu kebanyakan ulama, termasuk kalangan tasawwuf sendiri, cenderung berpendapat bahwa kata itu bermula dari shuuf, yang berarti bulu. Seperti diketahui, para fakir yang meng-khususkan dirinya untuk Allah, mempunyai kebiasaan berpakaian sangat sederhana dari bulu domba. Dan ini kemudian menjadi cirinya. Jadi tashawwafa-yatashawwafa-tasawwuf, artinya semula orang yang berpakaian bulu. Seperti takhattama, artinya orang yang memakai cincin. Sedangkan dari istilah, kita menjumpai banyak definisi dibuat orang. Dan seringkali apa yang discbut definisi itu hanya merupakan ungkapan-ungkapan irsyadiyah.

Di dalam Kitab at-Ta'riefaat oleh All bin Muhammad as-Syarief al-Jurjani, tasawwuf dita'rifkan sebagai: "Menetapi etika-etika agama secara lahiriah sehingga ketetapannya di batin terlihat dari luar dan secara batiniah, sehingga ketetapannya di luar dapat terlihat dari dalam." Kcmudian diterangkan pendapat-pendapat orang tentang tasawwuf yang antara lain adalah:

- Aliran yang keseluruhannya kesungguhan tanpa dicampuri main-main sedikit pun;
- Membersihkan hati dari menuruti kemanusiaan, meninggalkan perangai-perangai kodrati, mengubur sifat-sifat manusiawi, mcnjauhi ajakan-ajakan nafsu, menempati sifat-sifat ruhani, bergantung kepada ilmu-ilmu hakikat, melakukan hal-hal yang lebih baik bagi keabadian, berbuat baik kepada segenap
ummat, patuh kepada Allah secara benar, dan mengikuti ajaran dan Sunnah Rasul saw.;
- Meninggalkan ikhtiar;
- Mencurahkan segala kesungguhan dan berbahagia dengan Tuhan yang disembah;
- Berpaling dari penolakan;
- Kejernihan muamalah dengan Allah dan pokoknya adalah meninggalkan dunia;
- Sabar di bawah perintah dan larangan;
- Berpegang pada hakikat, berbicara mengenai yang lembut-lembut, dan memutuskan harapan terhadap apa yang di tangan makhluk.

Dalam kitab-kitab mengenai tokoh-tokoh sufi bisa dijumpai banyak sekali ungkapan-ungkapan ringkas, padat, laiknya kata-kata hikmah mengenai tasawwuf atau sufi dalam rangka menerangkan definisinya secara ilmiah. Tapi mengutarakan saripatinya sesuai pandangan penghayatan mereka masing-masing

Seperti kita ketahui dan yakini, manusia semula (Adam as) diciptakan Allah dari tanah liat (Q.s. 6: 2, 7: 12, 23:13, 37: 11, 38: 71, 17: 61). Menurut beberapa mufassir, ada selang waktu cukup lama sebelum bentuk manusia yang bermaterikan tanah liat itu benar-benar menjadi manusia yang ber-ruh. Sebelumnya diberi ruh Allah, seperti difirmankan Allah di awal Surat Al-Insan, ia sekadar materi yang bukan apa-apa. "Lam yakun syaian madzknuran," belum merupakan sesuatu yang pantas disebut. Baru setelah Allah memberinya ruh dan melengkapinya dengan pendengaran, penglihatan dan af-idah (yang mampu dengannya menerima "ajaran Allah"), dia bisa disebut manusia sejati. Khalifah Allah yang kemudian diperkcnalkan kepada para Malaikat dan iblis untuk disembah-hormati atas perintah-Nya.

Semua menyembah Adam kecuali iblis. Karena semuanya hanya melihat Allah dan perintah-Nya. Sedang iblis, satu-satunya yang menolak, hanya melihat materi. "Aku lebih baik daripada Adam, Engkau nienciptakniku dari api dan menciptakannya dariitanah liat." (Q.s. 7: 2). Iblis melihat materi dirinya berupa api jauh lebih baik dari materi Adam yang berupa tanah liat. Bila mengingat materi, barangkali manusia setelah Adam akan terli¬hat jauh lebih rendah lagi. Karena hanya terdiri dari nuthfah amsyaaj, mani yangbercampur. (Q.s. 76: 2).

Dari tanah liat atau dari nuthfah amsyaaj, kehidupan manusia adalah ketika Allah sudah meniupkan ruh dari-Nya. Ketika itulah kelengkapan materi manusia yang kemudian disebut jasad menjadi hidup dan berfungsi. Ruh inilah yang memungkinkan manusia "berkomunikasi" dan "berkonsultasi" dengan Sang Penciptanya Yang Maha Agung dan Maha Lembut. Ruh inilah yang sejak semula berikrar mengakui Tuhannya dan mengakui kehambaannya.

Karena itu menurut kalangan tasawwuf, ruh yang berasal dari alam arwah itulah hakikat manusia. Sedang jasad yang berasal dari alam al-Khalaq, penciptaan, sekadar kendaraannya. Ruh bersifat dan berhubungan dengan cahaya, sedangkan jasad bersifat dan berhubungan dengan materi. Orang yang hanya melihat materi, seperti iblis, akan lupa atau mengabaikan Tuhannya padahal ada di hadapannya. Dan dia akan merugi selamanya. Sebaliknya orang yang hanya melihat Allah, seperti para Malaikat, akan lupa atau mengabaikan dunia yang materi ini. Dan dia akan abadi dalam kebahagiaan. Untuk menjadi yang terakhir inilah orang-orang tasawwuf bermujahadah melawan dirinya sendiri, godaan setan dan gemerlap dunia.

ceria

FID-DUNYA HASANAH WAFIL-AKHIRATI HASANAH
16 Nopember 2009 10:17:04 | Share

Oleh: A. Mustofa Bisri

Kepentingan pembangunan–seperti juga pada jaman revolusi, yaitu kepentingan revolusi–ternyata tidak hanya memerlukan dalil aqli, tapi juga dalil naqli. Apalagi jika masyarakat menjadi subyek–atau obyek–pembangunan justru “kaum beragama”.

Apabila pembangunan itu menitikberatkan pada pembangunan material (kepentingan duniawi), meski konon tujuannya material dan spiritual (kepentingan akhirat), maka perlu dicarikan dalil-dalil tentang pentingnya materi. Minimal pentingnya menjaga “keseimbangan” antara keduanya (material bagi kehidupan dunia dan spiritual bagi kehidupan akhirat).

Maka, dalil-dalil tentang mencari–atau setidak-tidaknya tentang peringatan untuk tidak melupakan–kesejahteraan dunia, pun perlu “digali” untuk digalakkan sosialisasinya.

Tak jarang semangat ingin berpartisipasi dalam pembangunan material-- yang menjadi titik berat pembangunan– ini mendorong para dai dan kyai justru melupakan kepentingan spiritual bagi kebahagiaan akhirat. Atau, setidaknya, kurang proporsional dalam melihat kedua kepentingan itu.

Ketika berbicara tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi, biasanya para dai tidak cukup menyitir doa sapu jagat saja: Rabbanaa aatinaa fid-dunya hasanah wa fil akhirati hasanah. Biasanya, mereka juga tak lupa membawakan Hadist popular ini: I'mal lidunyaaka kaannaka ta'iesyu abadan wa'mal liakhiratika kaannaka tamuutu ghadan, yang galibnya berarti “Beramallah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi dan beramallah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”. Kadang-kadang, dirangkaikan pula dengan firman Allah dalam Surat al-Qashash (28), ayat 77:“Wabtaghi fiimaa aataakallahu 'd-daaral aakhirata walaa tansanashiebaka min ad-dunya....” yang menurut terjemahan Depag diartikan,“Dan carikan pada apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi…”.


Umumnya orang–sebagaimana para dainya–segera memahami dalil-dalil tersebut sebagai anjuran untuk giat bekerja demi kesejahteraan di dunia dan giat beramal demi kebahagiaan di akhirat.

Kita yang umumnya–tak usah dianjurkan pun–sudah senang “beramal” untuk kesejahteraan duniawi, mendengarkan dalil-dalil ini rasanya seperti mendapat pembenar, bahkan pemacu kita untuk lebih giat lagi bekerja demi kebahagiaan duniawi kita.

Lihat dan hitunglah jam-jam kesibukan kita. Berapa persen yang untuk dunia dan berapa persen untuk yang akhirat kita? Begitu semangat–bahkan mati-matian–kita dalam bekerja untuk dunia kita, hingga kelihatan sekali kita memang beranggapan bahwa kita akan hidup abadi di dunia ini.

Kita bisa saja berdalih bahwa jadwal kegiatan kita sehari-hari yang tampak didominasi kerja-kerja duniawi, sebenarnya juga dalam rangka mencari kebahagiaan ukhrawi. Bukankah perbuatan orang tergantung pada niatnya, “Innamal a'maalu binniyyaat wa likullimri-in maa nawaa.” Tapi, kita tentu tidak bisa berdusta kepada diri kita sendiri. Amal perbuatan kita pun menunjukkan belaka akan niat kita yang sebenarnya.

Padahal, meski awal ayat 77 Surat sl-Qashash tersebut mengandung “peringatan” agar jangan melupakan (kenikmatan) dunia, “peringatan” itu jelas dalam konteks perintah untuk mencari kebahagiaan akhirat. Seolah-olah Allah– wallahu a'lam– “sekadar” memperingatkan, supaya dalam mencari kebahagiaan akhirat janganlah lalu kenikmatan duniawi yang juga merupakan anugerah-Nya ditinggalkan. (Bahkan, menurut tafsir Ibn Abbas,“Walaa tansa nasiibaka min ad-dunya” diartikan “Janganlah kamu tinggalkan bagianmu dari akhirat karena bagianmu dari dunia”).

Juga dalil I'mal lidunyaaka… --seandainya pun benar merupakan Hadist shahih–mengapa tidak dipahami, misalnya,“Beramallah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi.” Nah, karena kamu akan hidup abadi, jadi tak usah ngongso dan ngoyo, tak perlu ngotot. Sebaliknya, untuk akhiratmu, karena kamu akan mati besok pagi, bergegaslah. Dengan pemahaman seperti ini, kiranya logika hikmahnya lebih kena.

Sehubungan dengan itu, ketika kita mengulang-ulang doa,“Rabbanaa aatina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah,” bukankah kita memang sedang mengharapkan kebahagiaan (secara materiil) di dunia dan kebahagiaan (surga) di akhirat, tanpa mengusut lebih lanjut, apakah memang demikian arti sebenarnya dari hasanah, khususnya hasanah fid-dunya itu?

Pendek kata, jika tak mau mengartikan dalil-dalil tersebut sebagai anjuran berorientasi pada akhirat, bukankah tidak lebih baik kita mengartikan saja itu sebagai anjuran untuk memandang dunia dan akhirat secara proporsional (berimbang yang tidak mesti seimbang).

Memang, repotnya, kini kita sepertinya sudah terbiasa berkepentingan dulu sebelum melihat dalil, dan bukan sebaliknya. Wallahu a'lam.

bantahan

Jenis Bencana Alam Dunia

Oleh: AnneAhira.com Content Team
  ( 1 )   |   Jumlah komentar: 1
SHARE :   Facebook     Twitter     Blogger     Wordpress

Bumi adalah sebuah planet tempat makhluk hidup tinggal maupun bernaung. Setiap waktunya, kawasan ini mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh kondisi alam maupun makhluk hidup, khususnya manusia, yang tinggal di dalamnya.
Adapun ragam bencana alam dunia di antaranya gempa, banjir, meletusnya gunung berapi, badai, dan masih banyak lagi.
Gempa Bumi
Kejadian gempa bumi sering melanda di hampir seluruh dunia. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Hal ini terjadi karena adanya pergerakan lempengan pembentuk kerak bumi, dan tepatnya terjadi pada patahan. 
Patahan berupa garis retakan yang terdapat di dalam batuan. Pergerakan dari lempengan ini terjadi setiap saat. Ada getaran yang kekuatannya kecil sehingga tidak terasa oleh kita, ada juga getaran dengan kekuatan besar yang dapat terasa. Getaran berkekuatan besar mampu merusak kawasan sekitar tempat tinggal kita. Bahkan, menelan banyak korban jiwa. 
Penyebab terjadinya gempa bumi bukan hanya pergerakan lempengan semata. Faktor lainnya di antaranya aktivitas magma di dalam gunung berapi, jumlah massa air yang berlebihan, serta aktivitas manusia yang mampu mendorong timbulnya guncangan muka bumi.
Gempa besar yang melanda bumi di antaranya di Haiti pada awal 2010, gempa bumi serta tsunami di Aceh pada akhir 2004, atau gempa bumi Shicuan pada 12 Mei 2008.
Vulkanisme
Vulkanisme merupakan peristiwa alam berupa meletusnya gunung berapi. Sebagian besar kawasan di dunia dikelilingi oleh deretan gunung berapi. Gunung berapi tersebut ada yang telah terdiam ratusan tahun, kemudian meluapkan material di dalamnya. 
Vulkanisme memberikan dampak negatif maupun positif bagi alam sekitar. Dampak negatifnya adalah luapan material seperti lahar panas, abu vulkanik, maupun batuan vulkanik dapat memakan korban jiwa maupun kerusakan. Dampak positifnya adanya unsur dalam material vulkanik yang dapat menyuburkan daerah sekitarnya. Selain itu, kawasan pasca vulkanisme ini dapat digunakan sebagai kawasan pariwisata.
Peristiwa vulkanisme di dunia dapat terjadi setiap saat. Ada empat peristiwa vulkanisme yang terbesar di dunia, tiga dari peristiwa tersebut terjadi di Indonesia, yaitu meletusnya Gunung Toba di Sumatera Utara beratus tahun yang lalu, meletusnya Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, meletusnya Gunung Thera di kawasan Mediterania, dan meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.
Banjir
Banjir merupakan luapan air yang tidak dapat terbendung. Banjir dapat disebabkan oleh alam maupun manusia. Intensitas hujan yang tinggi dapat mengakibatkan bencana banjir. Selain itu, adanya campur tangan manusia yang sering merusak bumi dapat mengakibatkan bencana banjir, salah satunya tumpukan sampah. 
Hampir setiap saat banjir melanda berbagai daerah di dunia. Beberapa kawasan dunia yang sering terkena banjir adalah sebagian besar kawasan Indonesia, Pakistan, India, dan Cina. Bencana ini sering mengakibatkan korban jiwa dan banyak penduduk yang kehilangan tempat tinggal.
Angin Topan
Angin merupakan embusan udara yang bergerak. Embusan angin memiliki daya atau kekuatan yang berbeda. Embusan ini dapat bersifat halus, tetapi dapat pula sangat kencang. Angin yang berembus sangat kencang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah pada daerah sekitar. Peristiwa ini sering disebut angin topan.
Embusan angin kencang sering terjadi di beberapa kawasan. Peristiwa ini sering terjadi di kawasan Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Kawasan yang berada di daerah ini adalah Amerika (khususnya California dan Texas), Korea, dan Taiwan. 
Bagi beberapa kawasan ini, angin topan merupakan bencana musiman. Di Indonesia, serangan angin topan baru dirasakan pada pertengahan 2007.
Gempa bumi, vulkanisme, banjir, dan angin topan hanyalah beberapa contoh bencana alam dunia. Masih banyak peristiwa alam lainnya yang menjadi pemicu kerusakan alam ini.
Oleh karena itu, marilah kita jaga kawasan bumi ini dari kerusakan alam. Mulai dengan hal kecil dengan membuang sampah pada tempatnya.

bersiap

Bersiap Menghadapi Badai Matahari Tahun 2012

Oleh: AnneAhira.com Content Team
  ( 485 )   |   Jumlah komentar: 643
SHARE :   Facebook     Twitter     Blogger     Wordpress

Badai matahari tahun 2012 sungguh membuat heboh warga bumi beberapa tahun terakhir ini. Sejumlah media, dengan mengutip para ahli, meramalkan bahwa pada tahun 2012 akan terjadi peristiwa dahsyat yang disebut badai matahari (solar blast). Pada saat itu akan terjadi semburan energi di permukaan matahari yang besarnya setara dengan seratus juta kali bom hidrogen!
Ledakan energi dahsyat itu, menurut sejumlah ahli, akan membuat bumi dilanda badai geomagnetik. Badai geomagnetik tersebut akan menghancurkan pembangkit listrik, merusak sistem komunikasi, membuat pesawat terbang jatuh, merusak pasokan makanan, dan mematikan jaringan internet.
Para pakar juga mengatakan bahwa matahari bakal mencapai puncak krisis peredarannya pada tahun 2013. Dampak peristiwa itu adalah energi magnetik matahari akan bertambah besar sehingga memicu terjadinya radiasi badai. Akibatnya dahsyat sekali, akan timbul kobaran api di alam semesta.
Para pakar tersebut juga mengatakan bahwa kondisi seperti itu terjadi setiap seratus tahun sekali. Pada tahun 1859, kobaran api seperti itu pernah terjadi. Waktu itu, sekitar dua pertiga langit tampak merah membara. Kondisi seperti ini disebut-sebut bakal terjadi lagi dan di beberapa kota besar seperti London, Paris, dan New York akan terjadi badai dahsyat.
Pendeknya, diduga akan terjadi kiamat pada 2012, seakan-akan membenarkan ramalan banyak pihak, termasuk kisah dalam film 2012.
Siklus 11 Tahun
Benarkah akan terjadi kiamat akibat badai matahari? Apa sebenarnya yang disebut badai matahari? Sebenarnya, badai matahari bukan peristiwa yang langka. Permukaan matahari selalu diwarnai letupan-letupan, mulai kecil hingga besar, dengan frekuensi mulai beberapa kali dalam sehari hingga sekali dalam seminggu.
Kira-kira tiap 11 tahun sekali akan terjadi badai yang besar. Inilah yang disebut siklus sebelas tahunan badai matahari.
Badai matahari pertama kali diamati oleh Richard Christopher Carrington dan secera terpisah oleh Richard Hodgson pada 1859 sebagai titik-titik yang tampak lebih terang dibanding permukaan matahari di sekitarnya.
Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dilepaskan pada peristiwa badai matahari bisa memengaruhi ionosfer bumi dan mengganggu komunikasi radio jarak jauh. Emisi gelombang radio langsung dengan panjang gelombang di level desimeter bisa mengganggu kerja radar dan perangkat lain yang bekerja pada frekuensi tersebut.
Bukan Kiamat
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan. Menurut seorang ahli dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), badai matahari pada 2012-2015 bukan pertanda kiamat seperti yang diisukan banyak pihak.
Menurut Clara Yono Yatini, ahli Lapan tersebut, badai matahari tidak akan menghancurkan peradaban secara langsung. Yang akan terkena efeknya secara langsung adalah perangkat berteknologi tinggi, seperti satelit dan komunikasi radio.
Guna meredam kekhawatiran akibat merebaknya isu kiamat yang ditimbulkan badai matahari, Lapan berupaya terus-menerus menyebarkan pengetahuan mengenai dampak aktivitas matahari, dan itu pula yang sedang coba AnneAhira.com lakukan sekarang :-)
Masyarakat diharapkan lebih paham tentang dampak yang bisa terjadi dengan mengambil langkah antisipasi seandainya terjadi badai matahari pada tahun 2012 hingga 2015 itu.
Bagaimana Menyikapinya?
Teman, terlepas dari semua pendapat yang ada, tahun 2012 tidak perlu disikapi secara berlebihan. Kita tahu, bencana bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan dalam bentuk apa saja.
Jika kita ingin mengambil sisi positif dari 'isu' bencana 2012 ini, boleh jadi itu merupakan ajakan dan peringatan agar kita selalu mawas diri, dan selalu ingat kepada Tuhan, karena kehidupan di dunia fana ini hanyalah sebentar dan sementara saja.
So, tidak perlu takut dengan ramalan 2012. Ramalan-ramalan tentang kiamat sudah banyak dan sering ada sejak jaman dulu, tidak hanya untuk tahun 2012 saja, dan faktanya banyak yang meleset! ;-)  Yang namanya bencana alam bisa terjadi kapan saja. Jadi, lebih baik kita serahkan saja semuanya --selalu-- pada Sang Illahi. :-)

gembira

Miss Universe Peduli Masalah Kurang Gizi Jumat, 8 Oktober 2010 | 22:43 WIB
KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI
Miss Universe 2010 yang berasal dari Mexico, Ximena Navarrette (kanan) dan Putri Indonesia 2009, Qory Sandioriva, berfoto bersama dengan ponselnya di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jakarta, Kamis (7/10/2010). Ximena Navarrette akan menghadiri malam final Pemilihan Putri Indonesia 2010 pada 8 Oktober 2010 di Jakarta Convention Center.
JAKARTA, KOMPAS.com - Selain cantik, Miss Universe 2010 Ximena Navarrette ternyata juga senang melakukan aksi sosial. Buktinya, setelah lengser dari jabatannya sebagai Miss Universe, Ximena berencana untuk mendirikan yayasan yang khusus menangani masalah kurang gizi.
"Suatu saat saya ingin sekali membuat yayasan nutrisi di Meksiko untuk membantu orang kesulitan gizi, dan juga bagi orang yang kesulitan degan masalah obesitas," tutur Ximena,di Jakarta, Jumat (8/10/2010).
Alasannya, kata perempuan asal Meksiko itu, dia ingin menekan jumlah penderita penyakit kekurangan gizi di seluruh dunia. "Penyakit ini enggak hanya di Meksiko tapi di seluruh dunia juga ada. Seseorang itu nggak hanya harus sehat untuk tubuh saja, dan harus sehat di dalam juga," paparnya.
Di sisi lain, setelah pensiun menjadi Miss Universe nanti Ximena juga ingin mempunyai keluarga dan anak.

Rabu, 06 Oktober 2010

perspektif profit

Artikel Utama: mangerial tutor from klient informan sejati selalu berjuang sekuat tenaga dalam mencapai sukses yang diidamkan demi kebahagiaan utama dunia akherat,salam succesfull untuk semuaaaaaaaaaa---------------------------

Tentukan Perubahan - Jangan Menunggu!
 
Ditulis oleh: Anne Ahira

Wawan,

Banyak orang yang suka mengeluh dalam
hidupnya. Misalnya, dengan menyalahkan
nasib buruk yang menimpanya.

Tentu saja cara ini tidak akan pernah menjadikan
kehidupannya menjadi lebih baik, bukan?

Ada pepatah bijak mengatakan :

     "You can not chance the wind direction,
       but you can only chance your wing
       direction"


Kita  tidak akan pernah bisa merubah
arah angin, yang dapat kita lakukan
adalah mengubah arah sayap.

Dengan kata lain...

'Realita' kehidupan tidak akan berubah
kecuali kita sendirilah yang mengubah
'sudut pandang' terhadap realita yang ada!

     Fakta: "Tidak ada seorang pun yang
     memilih kita untuk sukses. Kita sendirilah
     yang menentukan pilihan tersebut!"

Kebanyakan orang akan tertarik sejenak
ketika diingatkan akan hal di atas, tapi
kemudian berlalu kembali.... Sementara
waktu terus berjalan, dan akhirnya tidak
pernah ada perubahan dalam hidupnya!

Sangat disayangkan.

Seringkali orang tidak berani melakukan
perubahan dalam hidupnya. Dia hanya
menunggu, dan menunggu adanya
perubahan tersebut.

Menunggu bantuan orang lain, menunggu
bantuan teman untuk mendapatkan
pekerjaan yang enak, sampai menunggu
warisan ;-)

Sekarang logikanya, jika memang hanya
dengan menunggu perubahan itu akan
datang, maka jumlah orang sukses
seharusnya jauh lebih banyak.

Bukankah kenyatannya tidak demikian?

Lalu, jika ingin sukses, apa yang
seharusnya kita lakukan?

Ciptakan perubahan!

Jangan selalu menunggu orang lain.

Berikut beberapa tips yang bisa membantu
kita untuk menciptakan perubahan:

1. Do your best, whatever happens
    will be for the best!


    Lakukan dan selesaikan semua tugas
    dan pekerjaan semaksimal mungkin,
    bukan hanya terus menunggu dan
    berharap.

    Lakukan semuanya dengan tujuan
    untuk selalu mendapatkan hasil *terbaik*
    yang bisa Wawan capai!

2. Mulai buat jaringan seluas-luasnya.

    Dengan banyak mengenal orang,
    maka pengetahuan kita akan semakin
    bertambah.

    Seseorang yang kelihatannya sederhana
    bisa jadi menyimpan kedalaman ilmu
    yang tidak kita duga!

    Oleh sebab itu, alangkah bijaknya jika
    kita menjadikan 'setiap orang adalah guru'
    dan kehidupan ini adalah universitasnya.

3. Berusahalah selalu untuk bersikap proaktif.

    Sikap ini sangat diperlukan jika ingin
    mendapatkan kesempatan yang lebih
    luas dan cepat dalam berbagai macam hal!

4. Bersikaplah Fleksibel.

    Cobalah untuk memahami suatu hal
    dari berbagai sudut pandang. Jangan
    terpaku pada satu cara, yang bisa jadi
    tidak lagi relevan kita gunakan.

    Dengan bersikap fleksibel, wawasan
    kita akan semakin bertambah.

Satu hal penting yang harus selalu diingat:
Kita-lah yang memutuskan untuk berubah.
Kita-lah yang menentukan menjadi sukses,
bukan orang lain!

Jika pilihan sukses tidak pernah kita ambil,
maka orang lain akan mengambil pilihan tersebut.
Dan, kita akhirnya hanya akan menyaksikan
kesuksesan mereka, tanpa pernah merasakannya...

Bukankah Wawan tidak berharap demikian?
Jika memang tidak, tentukan perubahan...
MULAI HARI INI. Jangan terus menunggu! ^_^

Sukses untuk Wawan :-)